Jumat, 31 Januari 2014

Struktur cangkang pada bangunan teater keong emas Taman Mini :)


Teater Imax Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah

                Teater Imax Keong Emas didirikan atas prakarsa Almarhumah Hj. lbu Tien Soeharto, dan mulai dioperasikan pada tanggal 20 April 1984 yang dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik guna memperkenalkan kekayaan alam dan budaya bangsa melalui tayangan film (audio-visual) layar raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX dengan memutar film "Indonesia Indah".



Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film di Teater Imax Keong Emas tidak hanya menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun juga diselingi dengan memutar film-film import yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan, ilmu pengetahuandan teknologi, maupun tema-tema lingkungan hidup. Teater IMAX Keong Emas menempati area tanah seluas 4,4 ha dan dapat menampung sekitar 1.000 pengunjung. 



Karena kemegahan gedung dan perangkat teknologinya, teater ini sering mendapatkan sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga. Salah satu penghargaan yang diterima datang dari lembaga Guiness Book of Record yang menganugerahi teater ini karena dianggap telah memecahkan rekor layar terbesar untuk teater IMAX di seluruh dunia dan meraih Sertifikat Museum Rekor Indonesia (Muri), karena merupakan replika bangunan terbesar di Indonesia.



Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat sementara, ataukah tempat berkumpul atau bekerja bagi banyak orang, seperti perkantoran, gedung ibadah, hotel, gedung bioskop, stasiun olah raga dan sebagainya.

Kritik dalam berarsitektur

Kritik Arsitektur

Kritik merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan (built environment). Kritik meliputi semua tanggapan termasuk tanggapan negatif dan pada hakekatnya kritik bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan. Ciri pokok kritik adalah pembedaan dan bukan.
Ada beberapa Metode dr Kritik Arsitektur itu sendiri, terdiri dari :
·   Kritik Normatif                                    : Kritik ini berdasarkan pada pedoman baku   normatif.
·  Kritik Penafsiran/Kritik Interpretif         : Kritik ini merupakan penafsiran dan bersifat pribadi.
·  Kritik Deskriptif                            : Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada, menjelaskan proses terjadinya perancangan bangunan.

Mengenal Kritik Penafsiran atau Kritik Interpretif 

Hakikat Metode Interpretif
-Kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal.

- Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktin, klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi.

-Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat.

-Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan.

-Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami.

-Membangun satu karya “bayangan” yang independen melalui bangunan sebagaimana miliknya.

Metode Kriktik Deskriptif

Ciri ciri dari metode Deskriptif :

                - Factual atau lebih nyata.

                - Mencatat pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.

                - Lebih bertujuanpada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya, aga                            dapat lebih memahami bangunan.

                - Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui                                    berbagai bentuk unsur bentuk di tampilkannya.

                - Tidak di pandang sebagai bentuk jugde atau interprete. Tetapi sekedar metode                              untuk melihat bangunan sebagaimana adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.